RPP TEKS BERITA
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMK Pertiwi Kuningan
Kelas/Semester : XII / 5
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Topik : Memahami dan Memproduksi Teks Berita
Waktu : 4 × 45 menit
A. Kompetensi Inti SM K kelas XII
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetrahuan, teknologi, seni, budaya, dan humanoris dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomina dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.1 Memahami struktur dan kaidah teks cerita sejarah, berita, iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi dalam novel baik melalui lisan maupun tulisan
3.3 Menganalisis teks cerita sejarah, berita, iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi dalam novel baik melalui lisan maupun tulisan
4.1 Menginterpretasi makna teks cerita sejarah, berita, iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi dalam novel baik secara lisan maupun tulisan
C. Indikator Pencapaian Kompetensi.
3.1.1 Menentukan Struktur teks berita
3.3.1 Menentukan unsur-unsur teks dalam berita
4.1.1 Memahami ciri, isi, meringkas dan membacakan teks berita
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan diskusi dan pembelajaran kelompok dalam pembelajaran teks cerita sejarah ini diharapkan siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik, serta dapat :
1. Mengamati struktur dari teks berita
2. Menjelaskan unsur-unsur dari teks berita
3. Menentukan isi, meringkas dan membacakan teks berita
E. Materi Bahasa Indonesia
1. Pengertian berita (terlampir)
2. Struktur dan nsur-unsur berita (terlampir)
3. Ciri dan jenis berita yang baik (terlampir)
4. Meringkas isi dan membaca berita (terlampir)
F. Model/Metode Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran adalah pendekatan saintifik (scientific).
Model Pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) menggunakan kelompok diskusi yang berbasis masalah.
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
|
Deskripsi Kegiatan
|
Alokasi Waktu
|
Pendahuluan | Pra Pembelajaran
1. Guru mengkondisikan kelas dalam suasana kondusif untuk berlangsungnya pembelajaran. 2. Guru mengintrusikan peserta didik membersihkan ruangan kelas. 3. Guru mengintruksikan siswa untuk berdoa terlebih dahulu. 4. Guru memberikan motivasi tentang pentingnya memahami teks laporan hasil observasi dan mengaitkannya dalam kehidupan sehari-hari. 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 6. Guru menginformasikan tentang proses pembelajaran yang akan dilakukan termasuk aspek-aspek yang dinilai selama proses pembelajaran berlangsung. 7. Guru melakukan apersepsi dengan melakukan pertanyaan secara klasikal yang bersifat menuntun dan menggali. |
10 menit |
Inti | Fase-1
: Penentuan Pertanyaan Mendasar
Guru mengemukakan pertanyaan esensial yang bersifat eksplorasi pengetahuan yang telah dimiliki siswa berdasarkan pengalaman belajarnya yang bermuara pada penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. § Apa yang dimaksud berita? § Sebutkan struktur / unsur-unsur berita? § Bagaimana ciri danjenis berita yang baik? § Bagaimana meringkas isi dan membaca berita yang baik? Fase-2. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project) · Guru Mengorganisir siswa kedalam kelompok-kelompok yang heterogen (4-5) siswa. Heterogen berdasarkan tingkat kognitif atau etnis · Guru memfasilitasi setiap kelompok untuk menentukan ketua dan sekretaris secara demokratis, dan mendeskripsikan tugas masing-masing setiap anggota kelompok. · Guru dan peserta didik membicarakan aturan main untuk disepakati bersama dalam proses penyelesaian proyek. Hal-hal yang disepakati: pemilihan aktivitas, waktu maksimal yang direncanakan, sanksi yang dijatuhkan pada pelanggaran aturan main, tempat pelaksanaan proyek, hal-hal yang dilaporkan, serta alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek Fase-3. Menyusun Jadwal (Create a Schedule) · Guru memfasilitasi peserta didik untuk membuat jadwal aktivitas yang mengacu pada waktu maksimal yang disepakati. · Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyusun langkah alternatif, jika ada sub aktifitas yang melebihi dari waktu yang telah dijadwalkan. · Guru meminta setiap kelompok menuliskan alasan setiap pilihan yang telah dipilih. Fase-4. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek · Guru Membagikan Lemba Kerja siswa yang berisi tugas peroyek. · Guru memonitoring terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek dengan cara melakukan peringatan jika terdapat kelompok membuat langkah yang tidak tepat dalam penyelesaian proyek. Fase-5. Menguji Hasil (Assess the Outcome) · Guru telah melakukan penilaian selama monitoring dilakukan dengan mengacu pada rubrik penilaianyang bertujuan: mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya. Fase-6. Mengevaluasi Pengalaman · peserta didik secara berkelompok melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Hal-hal yang direfleksi adalah kesulitan-kesulitan yang dialami dan cara mengatasinya dan perasaan yang dirasakan pada saat menemukan solusi dari masalah yang dihadapi. Selanjutnya kelompok lain diminta menanggapi |
170 menit |
Penutup | · Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyimpulkan hasil
temuan barunya,
· Guru memberikan tugas proyek untuk dikerjakan “ siswa diminta untuk mendeskripsikan isi, menganalisis dan membacakan berita yang telah dibuatnya ” · Guru memfasilitasi peserta didik dengan lembar kerja project yang berisi prosedur pemecahan masalah dan rubrik penilaian · Guru menginformasikan tentang materi yang akan dipelajari pada pembelajaran selanjutnya |
10 menit |
1. IT dan Proyektor
2. Lembar penilaian
I. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian: pengamatan, penugasan (proyek) dan tes tertulis
2. Prosedur Penilaian:
No
|
Aspek yang dinilai
|
Teknik Penilaian
|
Waktu Penilaian
|
1. | Sikap
a. Terlibat aktif dalam pembelajaran teks berita. b. Bekerjasama dalam kegiatan kelompok. c. Toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif. |
Pengamatan | Selama pembelajaran dan saat diskusi |
2. | Pengetahuan
a. Menjelaskan pengertian berita dan unsur-unsur berita, kemudian memberikan contohnya sesuai dengan paket keahlian masing-masing. b. Menuliskan isi , meringkas, dan membacakan berita |
Penugasan dalam bentuk proyek dan teks | Pengamatan proses pelaksanaan proyek pembelajaran
Hasil akhir dalam presentase dan laporan |
3. | Keterampilan
a. Terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan teks berita sesuai dengan kompetensi keahlian yang dipilih. |
Pengamatan | Penyelesaian tugas (baik individu maupun kelompok) dan saat diskusi |
J. Instrumen Penilaian Hasil Belajar
Tugas Proyek
1. Tuliskan struktur dan unsur-unsur yang terdapat dalam berita
2. Sajikanlah isi / ringkasan dan bacalah teks berita tersebut
Alternatif Pedoman Penilaian:
No
|
Aspek yang dinilai
|
Skor
|
1
|
Mampu mendeskripsikan struktur dan unsur-unsur yang
terdapat dalam berita
Jika siswa mampu mendeskripsikan struktur dan unsur-unsur yang terdapat dalam berita, skornya 2 Jika siswa m ampu mendeskripsikan struktur dan unsur-unsur yang terdapat dalam berita tetapi belum tepat, skornya 1 Jika siswa tidak mampu mendeskripsikan struktur dan unsur-unsur yang terdapat dalam berita, skornya 0 |
2
|
2
|
Mampu menyajikan berita dan meringkas isi berita
Jika siswa mampu menyajikan berita dan meringkas isi berita, skornya 2 Jika siswa m ampu menyajiakan berita dan meringkas isi berita, tapi belum tepat, skornya 1 Jika siswa tidak mampu menyajikan berita dan meringkas isi berita, skornya 0 |
2
|
LEMBAR PENGAMATAN
PENILAIAN SIKAP
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XII / 5
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Waktu Pengamatan : ........................
Bubuhkan tanda (√) pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan .
No
|
Nama Siswa
|
Sikap
|
|||||||||||
Aktif
|
Bekerjasama
|
Toleran
|
Kreatif
|
||||||||||
KB
|
B
|
SB
|
KB
|
B
|
SB
|
KB
|
B
|
SB
|
KB
|
B
|
SB
|
||
1 | Wida Wisudawati | ||||||||||||
2 | Maya Rosmanawati | ||||||||||||
3 | Dalia Suhermawati | ||||||||||||
4 | Wiguna Nurhadiansyah |
KB : Kurang baik B : Baik SB : Sangat baik
Indikator sikap aktif dalam pembelajaran teks berita
1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam pembelajaran
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum konsisten
3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas kelompok secara terus menerus dan konsisten
Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok .
1. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok tetapi masih belum ajeg/konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkan adanya usaha bekerjasama dalam kegiatan kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten.
Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif .
1. Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masih belum konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkansudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan konsisten.
Indikator sikap kreatif terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif .
1. Kurang baik jika sama sekali tidak memunculkan ide terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk memunculkan ide terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masih belum konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkansudah ada usaha untuk memunculkan ide terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan konsisten.
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETERAMPILAN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XII / 5
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Waktu Pengamatan : ....................
Bubuhkan tanda centang (√) pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
No
|
Nama Siswa
|
Keterampilan
|
||
Menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan
masalah
|
||||
KT
|
T
|
ST
|
||
1
|
Rika Irmawati | |||
2
|
Opi Sopiah | |||
3
|
Wida Darmayanti | |||
4
|
Rifa Risyandi | |||
5
|
Mulyana | |||
6
|
Asep Mardiana |
KT : Kurang terampil
T : Terampil
ST : Sangat terampil
Indikator terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan menentukan intisari dari sebuah teks berita.
1. Kurang terampil jika sama sekali tidak dapatmenerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan intisari dari sebuah berita.
2. Terampil jika menunjukkan sudah ada usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan intisari dari sebuah berita
3. Sangat terampill, jika menunjukkan adanya usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan intisari dari sebuah berita
LEMBAR KERJA PROYEK
Satuan Pendidikan : SMK
Kelas/Semester : XII/5
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Topik : Teks Berita
Langkah-langkah Kegiatan penyelesaian Proyek
1. Tulislah tugas proyek yang kalian pilih
2. Buatlah sketsa/ gambar/ ilustrasi dari permasalahan/projek yang kalian pilih (bila ada)
3. Identifikasi masalah-masalah yang ada dalam masalah/ tugas proyek yang kalian pilih
4. Tuliskan strategi/ alternatif penyelesaian masalah yang kalian dapat gunakan untuk menyelesaikan tugas proyek yang kalian pilih
5. Tuliskan prosedur atau langkah strategi yang kalian pilih ( salah satu strategi) untuk menyelesaikan tugas proyek kalian
6. Tuliskan ide/strategi lainnya untuk masalah yang lain (masalah yang sama, tetapi lebih dikembangkan) dan prosedur/langkah strateginya
RUBRIK PENILAIAN TUGAS PROYEK
No
|
Langkah kegitan penyelesaian tugas |
Aspek yang dinilai
|
Skor
|
1
|
Sketsa yang dibuat oleh siswa
|
-
Jika siswa mampu membuat sketsa dengan baik,skornya 2
- Jika siswa mampu membuat sketsa tapi belum tepat,skornya 1 - Jika siswa tidak mampu membuat sketsa,skornya 0 |
|
2
|
Masalah-masalahyang dikemukakan oleh siswa
|
-
Jika siswa mampu mengemukakan masalah dan berkaitan
dengan persoalan,skornya 2
- Jika siswa mampu mengemukakan masalah tapi tidak sesuai dengan persoalan yang diminta,skornya 1 - Jika siswa tidak mampu mengemukakan masalah, skornya 0 |
|
3
|
Strategi-strategiyang dikemukakan oleh siswa
|
-
Jika siswa mampu mengemukakan strategi pemecahan
masalah dan berkaitan dengan persoalan,
skornya 2
- Jika siswa mampu mengemukakan strategi pemecahan masalah tapi tidak sesuai dengan persoalan , skornya 1 - Jika siswa tidak mampu mengemukakan strategi pemecahan masalah, skornya 0 |
|
4.
|
Menuliskan prosedur dari strategi yang dipilih
|
-Nilai 0 diberikan jika siswa tidak mampu menuliskan
prosedur dari strategi yang dikemukakan
-Nilai 1 diberikan jika siswa mampu menuliskan prosedur dari strategi yang dikemukakan tetapi hanya sebagian atau kurang lengkap - Nilai 2 diberikan jika siswa mampu menuliskan prosedur dari strategi yang dikemukakan dengan benar |
|
5.
|
Ide umum pemecahan masalah yang dikemukakan oleh siswa |
- Jika siswa mampu mengemukakan ide pemecahan masalah
dan berkaitan dengan persoalan,skornya 2
- Jika siswa mampu mengemukakan idepemecahan masalah tapi tidak sesuai dengan persoalan yang diminta,skornya 1 - Jika siswa tidak mampu mengemukakan ide pemecahanmasalah, skornya 0 |
Kriteria Nilai :
§ A = 80 – 100 : Baik Sekali
§ B = 70 – 79 : Baik
§ C = 60 – 69 : Cukup
§ D = < 60 : Kurang
DOWNLOAD FILE DISINI
Lampiran Materi
1) Pengertian Berita
Berita adalah laporan tentang suatu peristiwa atau kejadian. (Romli, 2009:5)
2. Struktur Teks Berita
1) Orientasi
2) Peristiwa
3) Sumber Berita
3. Unsur-unsur Berita:
Dalam proses pembelajaran memahami sebuah berita tentunya kita harus memahami unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah berita. Adapun unsur-unsur berita terdiri atas what (apa), who (siapa),where (dimana), when (kapan), why (mengapa), dan how (bagaimana). Berikut penjelasan yang lebih lengkap dari unsur-unsur menurut Inung Cahya S. (2012:17) yaitu :
1) What
Suatu berita dikatakan baik jika memenuhi unsur what, yaitu berisi pernyataan yang dapat menjawab pertanyaan apa.
2) Who
Suatu berita dikatakan baik jika memenuhi unsur who, yaitu disertai keterangan tentang orang-orang yang terlibat dalam peristiwa.
3) When
Suatu berita dikatakan baik jika memenuhi unsur when, yaitu menyebutkan waktu kejadian peristiwa.
4) Where
Suatu berita dikatakan baik jika memenuhi unsur where, yaitu berisi deskripsi lengkap tentang tempat kejadian.
5) Why
Suatu berita dikatakan baik jika memenuhi unsur why, yaitu disertai alasan atau latar belakang terjadinya peristiwa.
6) How
Suatu berita dikatakan baik jika memenuhi unsur how, yaitu dapat dijelaskan proses kejadian suatu peristiwa dan akibat yang ditimbulkan.
4. Jenis Berita
Dalam kehidupan kita sehari-hari pasti tidak terlepas dari berita. Secara leksikal kata berita berarti ‘kabar’. Berita adalah informasi yang disampaikan berdasarkan fakta yang ada/peristiwa yang sudah terjadi dan menyangkut kepentingan pembaca. Berdasarkan maksud dari pemberitaannya, berita terdiri atas berita langsung dan berita tidak langsung.
1) Berita langsung
Berita langsung yaitu informasi/pemaparan tentang suatu fakta yang diperoleh langsung dari narasumber/sumber berita (kejadian/peristiwa/orang). Penyajiannya mengutamakan aktualitas (hangat, baru, sedang berlangsung), langsung, sederhana, lugas/apa adanya, singkat, padat, lancar, jelas, tidak berbelit-belit, menarik, dan kaya akan data. Sebagian besar halaman depan surat kabar berisi jenis berita ini.
Contoh: Berita Tsunami yang melanda Jepang
2) Berita tidak langsung
Berita tidak langsung merupakan kebalikan berita langsung. Informasi/pemaparan suatu fakta telah melalui proses terlebih dahulu sebelum akhirnya berita tersebut disampaikan kepada khalayak/ pembaca.
Berita tidak langsung memiliki empat jenis berita, yaitu
1) Investigative News (Berita Penggalian). Bahan-bahan berita (mentah/minim data) yang diperoleh, selanjutnya dilengkapi melalui penggalian data/informasi/fakta dari berbagai sumber untuk kemudian diolah dan disajikan menjadi berita. Bahan-bahan berita dapat diperoleh dari press release, liputan acara, dan penyelidikan/ penelitian (investigasi). Contoh: Berita kasus korupsi oleh Nazarudin
2) Explanatory News (Berita Pengungkapan). Berita yang bersifat mengungkapkan/ menguraikan secara rinci dengan memadukan fakta dan opini. Fakta yang diperoleh dijelaskan secara rinci dan panjang lebar disertai argumentasi. Dapat disajikan secara bersambung. Untuk itu diperlukan banyak data/informasi dari sumber (narasumber/peristiwa) lain.
3) Interpretative News (Berita Penafsiran/Penjelasan). Berita yang dikembangkan melalui penafsiran/penilaian/komentar karena kekurangjelasan/kekuranglengkapan suatu data/informasi/narasumber/peristiwa. Disajikan dengan memadukan fakta dan interpretasi.
4) Depth News (Berita Pengembangan). Hampir sama dengan investigative news, merupakan pengembangan berita yang belum selesai pengungkapannya, kemudian dilanjutkan kembali. Hal ini disebabkan terlalu banyak data, tetapi data tersebut tidak terkait satu sama lain. Apabila disajikan secara langsung atau investigasi, berita dirasa terlalu dangkal karena dapat berdiri sendiri-sendiri. Untuk itu, berita dikembangkan lagi sesuai dengan klasifikasinya.
5. Ciri-ciri Berita yang Baik
Berita yang baik harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Aktual, mengandung unsur terkini, terbaru, terhangat, baru saja atau sedang terjadi. Pengertian terbaru, bisa merupakan fakta terbaru yang ditemukan dari suatu peristiwa lama, atau peristiwa yang baru saja terjadi.
2) Faktual, dalam unsur faktual, kejadian benar-benar merupakan suatu kenyataan, bukan suatu rekayasa, khayalan atau karangan. Fakta dalam sebuah berita muncul dan diperoleh dari sebuah kejadian nyata, pendapat ataupun pernyataan.
3) Penting, ada dua hal dalam berita dinilai penting. Pertama tokoh yang terlibat dalam pemberitaan adalah tokoh penting atau memiliki kapasitas yang telah diakui oleh masyarakat. Kedua, materi berita menyangkut kepentingan orang banyak dan mempengaruhi kondisi masyarakat.
4) Menarik, menimbulkan rasa ingin tahu, dan ketertarikan dari masyarakat untuk menyimak isi berita tersebut. Peristiwa yang menarik dan diminati oleh masyarakat biasanya bersifat menghibur, aneh, memiliki unsur kedekatan, mengandung nilai kemanusiaan, mengandung unsur seks, kriminalitas dan konflik.
6. Teknik Atau Cara Membacakan berita
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam membaca beruta adalah sebagai berukut
1) Lafal
Lafal adalah suatu cara seseorang atau sekelompok orang dalam mengucapkan bunyi bahasa. Bunyi bahasa Indonesia meliputi Vokal, konsonan, diftone, gabungan konsonan.
2) Tekanan/Nada
Tekanan atau nada adalah tinggi rendahnya pengucapan suatu kata. Dalam hal ini nada berfungsi untuk member tekanan khusus pada kata-kata tertentu
3) Intonasi
Intonasi adalah naik turunnya lagu kalimat. Intonasi berfungsi sebagai pembentuk makna kalimat
4) Jeda
Jeda adalah perhentian lagu kalimat. Jeda terbagi ke dalam 3 jenis yaitu : Jeda panjang ( . ) titik Jeda sedang ( , ) koma Jeda pendek ( _ ) spasi
5) Volume
Volume suara adalah takaran perlahan atau kerasnya suara yang dikeluarkan
6) Tempo
Tempo adalah lambat atau cepatnya pembacaan sebuah berita.
AFIKS DAN AFIKSASI
A. Pengertian Afiks Dan Afiksasi
Afiks ialah satuan gramatik terikat yang bukan merupakan bentuk dasar, tidak mempunyai makna leksikal, dan hanya mempunyai makna gramatikal, serta dapat dilekatkan pada bentuk asal atau bentuk dasar untuk membentuk bentuk dasar dan atau kata baru. Sebagai contoh, satuan gramatik {meN-}, {di-}, {ter-}, {ke-an}, {se-nya}, {memper-}, {memper-i}, {ber-an} dan sebagainya. Karena satuan-satuan gramatik ini merupakan bentuk terikat dan tidak mempunyai makna leksikal dan hanya akan mempunyai makna gramatikal setelah digabung dengan satuan gramatik lain.
adalah bentuk terikat yang apabila ditambahkan ke bentuk lain akan mengubah makna gramatikalnya (Kridalaksana, 1993). Dasar yang dimaksud pada penjelasan tersebut adalah bentuk apa saja, baik sederhana maupun kompleks yang dapat diberi afiks apapun (Samsuri, 1988).
Afiksasi ialah proses pembentukan kata dengan cara menggabungkan afiks pada bentuk dasar atau juga dapat disebut sebagai proses penambahan afiks atau imbuhan menjadi kata. Hasil proses pembentukan afiks atau imbuhan itu disebut kata berimbuhan.
Afiksasi merupakan unsur yang ditempelkan dalam pembentukan kata dan dalam linguistik afiksasi bukan merupakan pokok kata melainkan pembentukan pokok kata yang baru. Sehingga para ahli bahasa merumuskan bahwa, afiks merupakan bentuk terikat yang dapat ditambahkan pada awal, akhir maupun tengah kata ( Richards, 1992).
Afiksasi atau pengimbuhan sangat produktif dalam pembentukan kata, hal tersebut terjadi karena bahasa indonesia tergolong bahasa bersistem aglutinasi. Sistem aglutinasi adalah proses dalam pembentukan unsur-unsurnya dilakukan dengan jalan menempelkan atau menambahkan unsur selainnya.
Menurut A. Chaer (106: ) afiksasi adalah salah satu proses dalam pembentukan kata turunan baik berkategori verba, berkategori nomina maupun berkategori ajektiva. Dalam hal ini akan dibahas afiksasi berkategori verba.
Dari penjelasan-penejelasa di atas dapat disimpulkan bahwa afiksasi adalah penggabungan antara morfem-morfem untuk membentuk kata baru dan menghasilkan makna gramatikal yang baru yaitu dengan menempelkan atau menambahkan unsur selainnya.
Ciri-ciri kata berimbuhan adalah
1. Memilliki makna gramatikal atau makna gramatis
2. Polimorfemis atau memiliki atau terdiri lebih dari satu morfem dan salah satu atau lebih morfemnya berupa afiks.
3. Terjadinya perubahan kelas kata.
B. Jenis-jenis afiksasi
1. Prefiks
Prefiks adalah proses pembentukan kata dengan cara menambahkan afiks pada bentuk dasar dan melekatkannya di depan bentuk dasar. Adapun contoh prefiks adalah di-, ke-, ber-, ter-, se-, meN-, pra-, peN-, per-, a-, dan lain sebagianya.
Contoh kata ber-prefiks
- Di + bantu à dibantu (sumadi, 76:2010)
- Ter + jatuh à terjatuh
o Ke + tujuh à ketujuh
o Se + kalian à sekalian
o meN + tangis à menangis
o pra + sejarah à prasejarah, dan lain sebagainya
2. Sufiks
Sufiks adalah proses pembentukan kata dengan cara menambahkan atau menempelkan atau melekatakan afiks di belakang bentuk dasar sehingga menimbulkan makna gramatikal atau gramatis. Seperti kita ketahui dalam penggunaan kata baik dalam percakapan maupun tulisan kita harus menggunakan kata-kata yang benar dan sesuai dengan EYD. Untuk kali yang akan dibahas yaitu akhiran kata atau sering disebut juga sufiks
Akhiran merupakan imbuhan yang dibubuhkan di akhir kata. Contoh akhiran antara lain –kan, -i, dan –an.
Akhiran –an, memiliki makna :
1) Menyatakan alat
Contoh : ayunan, timbangan
2) Menyatakan tempat
Contoh : belokan, tikungan, pangkalan
3) Menyatakan sesuatu yang di
Contoh : tulisan, catatan
4) Menyatakan hal atau cara
Contoh : asuhan, bujukan
5) Menyatakan akibat atau hasil perbuatan
Contoh : guntingan, kudapan
6) Menyatakan mempunyai sifat
Contoh : manisan
7) Menyatakan seluruh atau kumpulan
Contoh : lautan, luapan
8) Menyatakan menyerupai
Contoh : rumah-rumahan, mobil-mobilan, kuda-kudaan
9) Menyatakan tiap-tiap
Contoh : satuan, harian, mingguan, bulanan, tahunan
Akhiran –kan dan –i
Akhiran –kan dan –i berfungsi untuk membentuk pokok kata. Contoh : tuliskan, bacakan, belikan, bayarkan, jauhi, hindari.
Kata-kata tersebut bukan kata mandiri namun merupakan pokok kata, karena masih memerlukan imbuhan lain yang melengkapinya.
Kata-kata, seperti bacakan, belikan, bayarkan, tuliskan, jauhi, dan hindari tidak bisa digunakan dalam kalimat normal, karena kata-kata tersebut belum bisa digunakan sebagai kata mandiri.
Contoh kalimat yang tidak mungkin digunakan sebagai kata normal ( kita tidak mungkin menggunakan kalimat berikut ini ) :
§ Saya tuliskan buku terjemahan ini.
§ Dia jauhi semua teman-temannya.
Hanya dalam kalimat perintah, kata-kata tersebut dapat digunakan, antara lain :
§ Coba kamu tukiskan isi buku ini di papan tulis !
§ Jauhi semua teman-temanmu !
Dengan ditambahi awalan men(N)-, di-, dan ter- pokok kata tersebut dapat membentuk suatu kata. Makna akhiran -kan
Secara umum akhiran –kan mengandung arti perintah.
Contoh : Tunjukan semua hasil perbuatanmu!
Namun pada kata kerja aktif intransitif (kata kerja yang membutuhkan objek) dapat mengandung makna sebagai berikut :
1) Menyatakan menganggap sebagai
Contoh : menganak-emaskan, mengagungkan, mendewakan
2) Menyatakan membuat jadi
Contoh : meningkatkan, merendahkan, dibersihkan
3) Menyatakan sebagai alat atau membuat dengan
Contoh : merobekkan kertas, mengunuskan pedang
4) Menyatakan perbuatan untuk orang lain
Contoh : dibawakan, menyajikan, membawakan, menuliskan
5) Mengantar objek sebagai pengganti kata depan
Contoh : bertahtahkan, beratapkan, beralaskan
6) Mentransitifkan kata kerja intransitif
Contoh : Sinar mentari pagi memantul ke dinding
Menjadi Kaca itu memantulkan sinar mentari pagi ke dinding
7) Menyebabkan sesuatu melakukan tindakan
Contoh : mengoperasikan,
3. Infiks
Infiks adalah proses pembentukan kata dengan cara menyisipkan afiks ke dalam bentuk dasar. Seperti yang kita ketahui ada beberapa kata yang sepertinya mirip namun berbeda makna namun seperti berasal dari bentuk dasar yang sama. Seperti contohnya gerigi dan gigi, tunjuk dan telunjuk, dan lain sebagainya. Contoh dari infiks adalah –er-, -el-, -em-. Memang untuk infiks afiks yang ditemukan masih belum sebanyak prefiks dan sufiks. Adapun infiks –in- dalam kata kinerja. Namun dalam penggunaannya, afiks –in- sering dijumpai dalam kata dalam bahasa Jawa. Sehingga infiks –in- sebenarnya adalah afiks namun karena dalam konteks bahasa Indonesia infiks –in- belum bisa melekat pada bahasa Indonesia. Sehingga Bahasa Indonesia menyerap secara utuh kata kinerja dari Bahasa Jawa.
Proses pembentukanya: infiks + bentuk dasar à kata
infiks -el- + tunjuk àtelunjuk
infiks -em- + getar àgemetar
infiks -er- + gigi àgerigi
Komentar
Posting Komentar